Wednesday, June 6, 2012

Review Steelseries Kana





STEELSERIES KANA OPTICAL MOUSE





Laopan berkesempatan untuk mereview mouse keluaran baru dari Steelseries, yaitu Steelseries Kana. Mouse ini dibuat untuk mengisi gap antara Kinzu dengan Xai direntang harga 600rban.


Seperti biasa box berbalutkan warna hitam dengan dominasi tulisan putih. Boxnya mirip dengan kinzu, namun kualitas kardus dan printing warna hitamnya kurang bagus. Tak jadi soal kalau hanya boxnya, mari kita tilik kemampuan dari Steelseries Kana ini. Seperti biasa, drivernya harus mendownload sendiri di webnya, dan bisa langsung di update firmware untuk performa yang lebih baik.


Steelseries kana mempunyai penampilan firik mirip dengan Xai namun lebih kecil, tetapi lebih besar dari Kinzu. Kebetulan unit tester Laopan berwarna putih, dengan finishing Glossy White Piano yang merupakan horor untuk tangan yang berkeringat.


Mempunyai 2 buah tombol pada sisi kanan dan kiri seperti pada Xai namun dengan tombol yang lebih besar dan rata dengan body. Posisi ini untuk mengurangi kesalahan tertekannya tombol samping karena tidak sengaja oleh jari manis dan jempol. Namun pada prakteknya, Laopan masih sering mengalami salah tekan. Untuk tombol klik kanan dan kirinya, kana tergolong keras. Tidak menggunakan omron switch seperti di Kinzu V2 Pro, hal ini cukup mengganggu ketika bermain Battlefield 3 cepat sekali jari-jari Laopan mengalami hand fatigue.


Ada lampu LEDnya menyala putih terletak di mouse scroll yang menambah kesan lux, dan sebuah tombol dibawah scroll untuk mengubah-ubah DPI.


Braided cablenya ada motif putih-putih, mempermudah melihat mana yang dimiliki oleh Kana. Tanpa gold plated USB tidak masalah pada performa, kecuali yang menginginkan nilai prestis lebih.


Dan memakai sensor optical,  Ya dengan harga diatas 600rb anda mendapatkan sebuah mouse optical. Sebenarnya tidak masalah untuk Optical atau tidaknya, terserah gamer menyukai sensor optik atau laser karena feel dari keduanya berbeda. Steelseries menjanjikan lift distancenya 2mm dan memang tidak menipu, namun hanya berlaku pada hardsurface. Pada cloth softpad, lift distance dari kana tidaklah bagus menurut laopan.





Tidak ada pemberat, tidak ada tombol tambahan, beratnya ringan namun jangan berharap banyak untuk merubah beratnya.


Dengan nilai CPI/DPI maksimal 3600 rasanya sudah cukup untuk bermain game-game FPS. Nilai polling ratenya juga bisa berjalan maksimal pada 1000hz 1ms. Untuk kebutuhan bermain FPS gaming sudah mencukupi, hanya saja untuk setelan nilai DPI nya hanya disediakan 2 buah profile yang bisa diakses dengan menekan tombol dibawah scroll. Sedikit menyulitkan untuk anda yang menyukai 3 posisi DPI atau lebih. Sebagai contoh kita ingin menyimpan posisi DPI 400 untuk sniping, 800 untuk desktop browsing, 1600 untuk gunning, maka kita harus mengalah salah satu.


Steelseries Kana juga masih berbaik hati dengan memberikan kita macro setting, namun rasanya sangat nanggung karena tidak disertakannya internal memori yang membuat kita harus membawa driver dan profile di flashdisk ketika berpindah komputer, dan pembuatan macro yang sangat sederhana. Jadi wahai para MMORPGers, jauhilah mouse ini.


Ada fasilitas untuk mengetahui statistik berapa banyak klik yang dihasilkan, kurang begitu paham manfaatnya.

Kesimpulannya, Steelseries Kana sebenarnya mouse simple yang overpriced. Walaupun bentuknya manis dan ambidex, namun tidak bisa menyelamatkannya dari para kompetitornya yang jauh lebih hebat dalam hal performa dan fitur. Performa Optiknya juga tidak memuaskan. Apabila anda tidak keberatan dengan :
1. Rp.650.000,- untuk sebuah mouse bersensor optik infra red
2. DPI maksimal 3600
3. Tidak ada internal memori, ganti PC = install driver lagi
4. Ukuran mungil, sangat tidak disarankan untuk bertangan besar
5. Tombol kanan kiri yang sering terpencet tak sengaja
6. Lift distance yang kurang memuaskan pada mousepad softcloth
7. Tidak ada fasilitas untuk merubah-ubah berat

Jika poin diatas memang bisa diabaikan, maka anda tidak akan kecewa dengan Steelseries Kana ini. Jika tidak, maka banyak pilihan mouse dipasaran yang jauh lebih baik dari Kana.

Monday, June 4, 2012

Review Ttesports Theron

TT eSPORTS THERON

Inilah salah satu mouse terbaru keluaran Tt eSports yang masuk ke Indonesia, Laopan begitu excited mendengar produk ini masuk Indonesia, langsung saja pre Order. Langsung saja setelah barang sampai, Laopan langsung mengetesnya. Harga dari mouse ini direntang harga Rp.600.000,-, dan harus bersaing dengan Radon 5k, Deathadder, Black Element, dan mungkin Kana juga bisa dimasukkan kekategori ini meski harganya menginjak diatas 600ribu.


Seperti yang terlihat didesain boxnya, mouse ini didesain untuk memaksimalkan permainan RTS, namun bukan berarti mouse ini hanya untuk RTS saja. Theron sendiri dibuat dan berkolaborasi dengan profesional gamer yang bergelut dibidang Starcraft 2 Zhan "Softball" Zhenyu yang mana Laopan belum pernah mendengarnya sebelum melihat produk Theron ini sendiri, juga Theron memenangkan Red Dot Design Award 2012.


Seperti Black  dan Black Element, dalam box Theron berisikan 2 buah stiker battle dragon,  quickstart guide, manual, cd driver, sebuah pouch untuk keperluan travelling, dan mouse Tt eSports Theron itu sendiri.


Ya inilah penampakan dari Theron, desainnya sendiri seperti sebuah armor naga ( Dragon Scale ), dengan penuh hiasan kelap kelip lampu pada sisi telapak, kanan, kiri, bawah, dan scroll. Bersenjatakan sensor T.P.G yang bisa melaju sampai 5600 Dpi yang Laopan rasa sudah sangat cukup sekali untuk monitor besar sekalipun.


Theron sendiri terlihat gagah waktu menyala, led disisi kanan, kiri, dan belakang yang berada diposisi bawah. Sehingga seperti mobil modifikasi Fast and Furious yang memberikan ambient lightning pada mousepad. Indikator tingkat DPI juga diberikan, lebih disederhanakan dari Black, namun indikatornya cukup jelas untuk dibaca. Sedangkan posisi tombol dibawah scroll untuk memindah-mindah Dpi secara default, Laopan merasa agak sulit untuk dijangkau pada saat game session.


TtEsports Theron ini sendiri hampir perfect untuk grip menurut Laopan yang memegangnya dengan cara clawgrip. Namun seribu sayang memang tidak ada yang sempurna, benjolan disebelah kanan seperti gambar diatas yang mungkin ditujukan untuk finger rest jari manis memang agak menganggu. Namun untuk keseluruhan baik claw, finger, maupun palm, theron tetap bisa mengakomodasi ketiganya. Bodi dari Theron sendiri memakai cat seperti rubber, tidak licin, namun cepat kotor jika terkena minyak (tangan berminyak).

Soal tombol, Theron sudah membenamkan Omron switch. Hasilnya terasa empuk sekali dan nyaman. Tidak ada kesulitan apapun dalam penekanan tombol. Side button juga tak mengganggu dan mudah diakses. Berita baiknya bagi yang suka mengangkat-angkat mouse, theron sudah tidak memakai sensor philips lagi, artinya no more Z-axis problem. Laopan sangat menyukai sensor baru yang dipakai ini, dimana lift distancenya sangat bagus.

Pada game Battlefield 3, Laopan sangat mudah sekali mendapatkan headshot memakai Theron. Untuk game RTS seperti Dota atau League of Legend, Theron juga bisa diandalkan, apalagi untuk MMORPG, Laopan sangat menyukai sekali kemudahan setting delay dan loopingnya.


Secara total Theron memiliki 8 buah tombol yang dapat disimpan kedalam 5 profile yang berbeda yang dapat dipindah hanya dengan menekan tombol profile dibawah mouse.







Harap diperhatikan kalau membeli, jangan sampai seperti pada produk yang Laopan terima ini, posisi segel berada di kompartmen pemberat. Untungnya ketika Laopan protes kepada penjualnya, pihak penjual siap untuk menggaransi apapun yang terjadi dengan produk yang Laopan beli asalkan masuk dalam daftar syarat yang digaransikan. Dibawah Theron terdapat tombol profile untuk mengganti profile 1-5, sebuah tombol polling rate untuk merubah rate dari mouse 125hz, 500hz, dan 1000hz secara langsung., dan switch untuk mematikan side button untuk mencegah hal yang tidak diinginkan seperti jari tidak sengaja memencetnya. Harusnya fitur ini disertakan pada Steelseries kana, xai dan sensei, mereka yang lebih membutuhkannya.


Tersedia juga kompartmen pemberat, jadi kita bisa menyetel seberapa berat mouse dengan peningkatan 4.5g sampai 5x. Namun pada posisi tanpa pemberatpun, Laopan sudah merasa cukup berat.

Standarnya Tt eSPORTS, Braided, Logo, Goldplated USB

Perbandingan ukuran Theron dengan Black



Theron sendiri tidak kalah dengan mouse kelap-kelip. Selain bisa mengubah-ubah warna led 7 warna, kita juga bisa mengubah sesuka hati kita masing-masing bagian untuk warna yang berbeda. Contohnya warna kiri-kanan merah, warna bawah kuning, warna logo biru, warna mouse scroll ungu. Kombinasikan sesuai kreasimu, sehinggan Theron terlihat gagah atau seperti ondel-ondel.


Theron memiliki maksimum 5600 DPI dan minimal 100 DPI, kita bisa menyimpan nilai DPI yang kita mau kedalam 4 tingkatan yang dapat kita ubah-ubah tanpa membuka driver hanya dengan memencet tombol panah pada mouse. Double Click speed, acceleration, scroll speed, dan polling rate semuanya bisa diubah-ubah nilainya. Hanya perbedaannya, kalau di black kita bisa mengubah nilai DPI secara horisontal dan vertikal. Namun kualitas sensornya lebih berkarakter dan akurat milik theron.

Pemain yang mengandalkan macro untuk bermain game, pasti sangat menyukai black, black element, tidak luput juga Theron. Karena kita bisa membuat macro dengan sangat mudah, bahkan looping dengan mudah. Juga penyertaan 128kb memori internal, jadi tidak perlu bingung instalasi driver, cukup tancapkan pada komputer game net, maka Theron siap dipakai. Dengan harga Rp.600.000,- ini, Theron sudah siap untuk melibas kompetitor sekelasnya seperti Razer Deathadder dan Steelseries Kana yang terasa overpriced.

Laopan sendiri lebih optimis memakai produk-produk dari Tt eSPORTS, karena produk-produknya cukup bandel.